Abstract:
Tahun 2009, kecamatan yang mengalami banjir di Kabupaten Sambas adalah Kecamatan Selakau, Semparuk, Sajad, Teluk Keramat, Sejangkung, Tebas, Salatiga, Jawai Selatan, Sajingan besar, Selakau Timur, Sambas dan Jawai. Kecamatan Tebas merupakan salah satu kecamatan yang hampir setiap tahun mengalami banjir. Hal ini ditenggarai antara lain akibat sarana dan prasarana drainase yang sudah tidak berfungsi dengan optimal. Pada beberapa lokasi belum terdapat saluran drainase dan pada bagian lain yang sudah memiliki saluran drainase, sebagian kurang terawat dan mengalami sedimentasi. Untuk itu dipandang perlu mengoptimasi jaringan drainase di Kecamatan Tebas, di prioritaskan pada daerah padat penduduk yaitu Kota Tebas. Studi ini dimulai dengan inventarisasi data hidrologi, hidrometri, geologi/tanah dan topografi. Data hidrologi ini kemudian diolah untuk mendapatkan besarnya curah hujan andalan dan debit banjir dengan periode ulang tertentu. Dari data pengamatan pasang surut, didapat data elevasi dan debit banjir pada saat pasang maupun surut. Hasil pengolahan data-data ini kemudian dijadikan data input pada software Duflow, untuk mengatahui dimensi yang dibutuhkan untuk masing-masing saluran. Dari simulasi duflow, didapatkan bahwa mayoritas saluran berbentuk trapesium dengan dimensi yang dibutuhkan untuk lebar bawah saluran antara 40- 70 cm dan lebar atas antara 100 - 150 cm dengan kedalaman antara 60 - 80 cm.