dc.description.abstract |
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nanas dengan produksi sebesar 467.395 ton (Data FAO,2003). Di Kalimantan Barat pada tahun 2000, dari luas Lahan 1500 Ha dapat diproduksi sekitar 30.000. Mahkota Nanas sebagai limbah biomassa yang keberadaannya sekitar 20% dari buah nanas. Mahkota nanas juga merupakan sumber selulosa potensial yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan industri pangan dalam bentuk derivate selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah Menerapkan metode ekstraksi selulosa mahkota buah nanas dan mengkarakterisasi tepung selulosa yang dihasilkan melalui parameter kadar air, kadar abu, kadar selulosa, rendemen dan gugus fungsional. Penelitian yang dilakukan adalah dengan mengekstraksi selulosa dari mahkota nanas dengan menggunakan NaOH pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, dan 15% selama 3,5 jam pada temperatur 100oC. Selanjutnya dilakukan pemutihan dengan menggunakan NaOCl 5% selama 3 jam temperatur 30 C. Selulosa yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi kadar α–selulosa, Kadar air, kadar abu. Hasil karakterisasi bahan baku berupa mahkota nanas kering giling (powder) diperoleh kadar α-selulosa sebesar 51, 3784%, kadar air 10, 5095%, dan kadar abu 5,4886%. Setelah dilakukan ekstraksi selulosa dengan berbagai konsentrasi NaOH maka diperoleh pada konsentrasi 12% memberikan kadar α-selulosa terbaik sebesar 95,8760%. |
en_GB |