PJ-Agria-7-1-Agustus-2011
http://repository.polnep.ac.id:80/xmlui/handle/123456789/1620
Kumpulan e-journal Agria Vol.7 No. 1 Agustus 20112024-03-29T22:39:20ZTingkat Perombakan Bahan Organik Sedimen Waduk Cirata Pada Kondisi Anaerobik Skala Laboratorium
http://repository.polnep.ac.id:80/xmlui/handle/123456789/1622
Tingkat Perombakan Bahan Organik Sedimen Waduk Cirata Pada Kondisi Anaerobik Skala Laboratorium
Purnamawati; Nirmala, Kukuh; Prihadi, Tri Heru
Semakin banyak KJA yang beroperasi akan semakin banyak limbah organik berupa buangan sisa pakan dan feses yang terakumulasi dalam Waduk Cirata. Seiring dengan meningkatnya bahan organik akan menyebabkan menurunnya konsentrasi oksigen (DO) di lapisan hipolimnion, hal ini terjadi karena oksigen di butuhk an mikroorganisme ( bakteri aerob dan bakteri anaerob) untuk merombak bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Bila aktivitas bakteri pengurai ini berlangsung intensif, maka
kualitas air waduk akan menjadi anaerob. Yang mana saat terjadi proses perombakan sisa pakan/ kotoran akan membebaskan unsur hara N, P, dan K Yang mengakibatkan cadangan DO di perairan menjadi berkurang. Penelitian tingkat Perombakan Bahan Organik Sedimen Waduk Cirata Pada Kondisi Anaerobik Skala Laboratorium telah dilakukan pada bulan Oktober 2008-Desember 2008 . Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat perombakan bahan organik sedimen Waduk Cirata pada kondisi anaerob. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Perairan Departemen Akuakultur FPIK-IPB. Kegiatan penelitian di laboratorium menggunakan 9 buah akuarium dengan ulru ran 30 cm x 40 cm x 60 cm. Setiap 3 aquarium diisi sampel sedimen dasar yang berasal dari Waduk Cirata sctinggi ± 10 cm/aquarium/stasiun dan penambahan air ± 40 cm/aquarium. Semua aquarium yang digunakan ditutup dengan plastik berwama hitam. Parameter kualitas air yang di ukur pada saat pengamatan di laboratorium meliputi suhu, DO, karbondioksida (C02), total fosfat, ortho phospat (PO4), nitrit (N02), nitrat (NO3), amoniak (NH3), alkalinitas, kesadahan, sulfida total (H2S), COD, BOD Ca, dan C-Organik dilakukan pada hari ke 0, 20, 40, dan 60. Sedangkan parameter yang diukur setiap hari yaitu :Redoks, suhu, DO, pH. Pengam atan jumlah dan jenis bakteri dilakukan pada awal dan akhir penelitian (bari ke 0 dan 60). Analisis kualitas air dan analisis sedimen hasil penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Perairan Departemen Akuakultur FPIK-IPB dan analisa bakteri hasil pengamatan di laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi. Semua data di paparkan secara deskriptif dan di analisis cluster (Cluster Analysis) , diinterpretasikan dalam bentuk Dendogram. Dari hasil analisis deskriptif fisika kimia air dan sedimen yang dilihat pada grafik pola dinamika tingkat perombakan menunjukkan pada hari ke-20 terjadinya degradasi bahan organik dan reduksi (pengurangan oksigen), tingginya nilai sulfida, BOD, amonia, nitrit dan nitrat. Sehingga menunjukkan bahwa proses dekomposisi yang terjadi pada sedimen termasuk dalam kategori anaerobik. Sebaran karakteristik fisika kimia air dan sedimen memperlihatkan bahwa Stasiun 3 (dibagikan outlet) memiliki nitrit yang tinggi.
2019-02-07T00:00:00ZPEMBESARAN IKAN NILA JANTAN MONOSEX DENGAN PADAT TEBAR DAN CARA PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA DI KOLAM PASANG SURUT
http://repository.polnep.ac.id:80/xmlui/handle/123456789/1621
PEMBESARAN IKAN NILA JANTAN MONOSEX DENGAN PADAT TEBAR DAN CARA PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA DI KOLAM PASANG SURUT
Purnamawati; Susilawati; Nofreeana, Andri
This research was carried out at swamp area in Jeruju village, Sungai Kakap District, West Borneo Province in 2006. The red mono sex nilas were cultured in swamp pond consisted of six nets. Every net has 2 x 1 x 1 m dimension.The research was arranged by Factorial Randomized Block Design. First factor was density population which had 1O, 15, and 20 nilas per meter square. Second factor was method of feeding which consisted of self feeder and broadcast feeder. There were six combination treatments and three replications. Parameters were observed namely daily growth rate,feed consumption ratio (FCR), and survival rate (SR). Water quality was observed as complement data.The feed has 30% protein content. The result showed that the 15 nilas/m2 produced the best growth namely 220.2 to 236 gram and the SR is 99%. Financial analysis showed that the 15 nilas/m2 and self feeder had 1,572,500 rupiahs of benefit and R/C was 1.40. While the broadcast feeder had 1,291,500 rupiahs of benefit and R/C was 1.32.
2019-02-07T00:00:00Z